Kekuatiran ini menjadi diskusi tersendiri dan se-akan2 cidera lututyang ditimbulkan melebihi resiko dari sebuah tendangan ke kepala. Faktanya, cidera lutut membuat seorang petarung tidak bisa bertanding dalam jangka waktu yang lebih lama dari pada gegar otak. Dalam jangka panjang, trauma di kepala menjadi perhatian yang lebih besar, namun dalam jangka pendek cidera lutut jauh lebih berpengaruh terhadap kemampuan Petarung untuk bertahan hidup.
Brain damage dalam combat sport membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memberi dampak kerusakan yang signifikan (kecuali jika kamu terpukul KO setiap hari – lol), dan konon tidak semua kerusakan otak bersifat permanen – bahkan akibat dari pukulan atau tendangan yang keras sekalipun.
Pernah dengar petinju Thailand, memiliki kode etik untuk tidak saling menendang lutut lawan karena mereka sadar akan risiko cidera yang ditimbulkannya bisa membuat karir si Petinju berakhir?
0 comments:
Post a Comment